Saraf terjepit merupakan salah satu masalah saraf yang sering disebutkan. Namun sebenarnya penyebab saraf kejepit ini cukup beragam. Sehingga untuk proses penanganannya juga bisa dilakukan berdasarkan penyebabnya.
Saraf terjepit, yang juga dikenal dengan istilah kecetit, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk usia, kebiasaan sehari-hari, dan kondisi medis tertentu. Penanganannya memerlukan perhatian khusus, karena tindakan yang tidak tepat dapat memperburuk kerusakan saraf.
Kondisi ini terjadi ketika saraf mengalami tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang dan otot. Saraf terjepit dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk tulang belakang dan pergelangan tangan.
Gejala umum yang dirasakan adalah nyeri yang terpusat pada area tubuh yang terkena. Namun sebenarnya apa saja penyebab dari saraf kejepit ini? Untuk itu, berikut beberapa diantaranya:
1. Melakukan Gerakan Mengulang dan Terus Menerus
Gerakan yang tidak terkoordinasi atau canggung, seperti mengangkat, menarik, atau memutar benda, dapat memicu kondisi di mana saraf di sekitar area yang terlibat mengalami penekanan atau terjepit. Hal ini bisa terjadi karena posisi tubuh atau teknik yang digunakan menyebabkan tekanan berlebih pada saraf.
Selain itu, kegiatan yang melibatkan gerakan berulang secara terus-menerus, seperti mengetik di keyboard selama periode waktu yang panjang, dapat menyebabkan akumulasi tekanan pada pergelangan tangan dan tangan. Posisi statis atau pola gerakan yang monoton ini dapat membebani struktur otot dan saraf, sehingga berpotensi menimbulkan rasa sakit atau masalah kesehatan lainnya seperti sindrom terowongan karpal.
2. Stres
Tahukah kamu bahwa stres emosional bisa berdampak fisik pada tubuh? Stres ini memicu pelepasan hormon kortisol, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan tubuh. Gangguan ini berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan saraf terjepit.
3. Melakukan Olahraga Tertentu
Beberapa jenis olahraga dapat berpotensi menyebabkan saraf kejepit, dan penyebabnya bisa bervariasi. Contohnya, jika kamu berolahraga secara berlebihan hingga tubuh merasa sangat lelah, dan daya tahan tubuh sudah berada pada batas maksimal namun tetap dipaksakan, risiko cedera saraf kejepit bisa meningkat.
Olahraga seperti angkat beban dan yoga adalah beberapa yang dapat memicu terjadinya saraf kejepit. Pada yoga, risiko ini bisa muncul jika kamu mencoba melakukan posisi membungkuk (bending pose) tanpa melakukan pemanasan yang cukup terlebih dahulu.
4. Obesitas
Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi bentuk alami tulang belakang dengan menekan cakram yang berfungsi sebagai penyerap guncangan di antara tulang-tulang tersebut. Akibatnya, bisa terjadi penekanan pada saraf yang melewati kanal pusat, serta mengganggu fleksibilitas otot dan ligamen yang mendukung tubuh.
5. Cedera
Cedera yang terjadi secara tiba-tiba akibat aktivitas olahraga atau kecelakaan bisa menyebabkan terjepitnya saraf. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tertimpa benda berat, benturan, gerakan yang tiba-tiba, atau jatuh dalam posisi yang salah. Yang mana dapat menahan berat tubuh tetapi pada akhirnya melukai saraf.
6. Radang Sendi
Jika radang sendi, seperti rheumatoid arthritis, semakin parah, kerusakan pada sendi-sendi di tulang belakang bisa terjadi. Kerusakan ini dapat menyebabkan tekanan atau kompresi pada sumsum tulang belakang atau akar saraf yang berada di tulang belakang.
Kondisi ini dapat mengganggu fungsi normal sistem saraf dan menimbulkan berbagai gejala. Gejala yang muncul akan berbeda-beda tergantung pada lokasi di tulang belakang yang mengalami kompresi.
Misalnya, kompresi di bagian leher mungkin menyebabkan nyeri atau kesemutan di tangan, sementara kompresi di bagian punggung bawah bisa menyebabkan nyeri di kaki.
Itulah uraian terkait dengan penyebab saraf kejepit yang jarang diketahui. Tentunya dengan mengetahui berbagai penyebab ini, bisa meminimalisir terjadinya resiko cidera saraf kejepit.