Pusar yang mengeluarkan air dan bau bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus. Kondisi ini seringkali disertai dengan ketidaknyamanan, gatal, dan peradangan di sekitar area pusar. Sehingga banyak yang mencari tahu penyebab pusar mengeluarkan air dan bau.
Dalam uraian ini, maka akan membahas berbagai penyebab dari masalah ini serta. Memahami penyebabnya dengan baik dapat membantu dalam mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi lebih lanjut.
1. Kebersihan yang buruk
Kebersihan yang buruk dan tidak optimal menjadi sumber bau yang dikeluarkan oleh pusar. Semakin dalam cekungan pusar, semakin besar kemungkinan kotoran menumpuk di dalamnya. Oleh karena itu harus benar benar optimal dalam membersihkan pusar ini.
Campuran antara minyak, kulit mati, keringat, dan kotoran lainnya membuat kuman dan bakteri semakin nyaman untuk tinggal dan berkembang biak dengan pesat. Akibatnya, penumpukan bakteri dan kotoran yang tidak dibersihkan ini akan menghasilkan bau tak sedap, mirip dengan bau ketiak saat berkeringat.
Oleh karena itu, jika tidak ingin pusar berbau dan menjadi sarang bakteri, penting untuk menjaga kebersihan tubuh, terutama di area pusar. Jangan menunggu sampai bau tak sedap muncul baru membersihkannya.
2. Infeksi jamur
Penyebab pusar mengeluarkan air dan bau selanjutnya adanya infeksi jamur. Jamur Candida menyukai area kulit yang hangat, gelap, dan lembab seperti selangkangan, pusar, dan ketiak. Jika Candida terus berkembang, jamur ini bisa menyebabkan infeksi yang disebut intertrigo kandidal, yang terjadi di lipatan kulit yang gelap.
Selain menyebabkan bau tak sedap, kulit yang terinfeksi jamur Candida biasanya juga akan terlihat merah dan bersisik. Orang dengan diabetes lebih rentan terhadap infeksi ini karena sistem kekebalan tubuh yang melemah, sehingga tidak cukup kuat untuk melawan infeksi.
3. Infeksi akibat tindakan tertentu
Infeksi pada pusar tidak hanya disebabkan oleh kondisi medis internal, tetapi juga bisa dipicu oleh berbagai tindakan eksternal. Salah satu contohnya adalah tindik pusar, yang merupakan prosedur populer untuk menambahkan aksesoris atau perhiasan di area tersebut.
Namun, tindik pusar memiliki risiko tinggi terkait infeksi. Proses penusukan dan pemasangan anting dapat menciptakan celah yang menjadi tempat masuknya bakteri, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Jika infeksi terjadi setelah tindik, gejala yang mungkin muncul tidak hanya bau tidak sedap dari pusar.
Gejala lainnya meliputi rasa sakit yang terus-menerus, rasa gatal yang mengganggu, serta kemerahan dan pembengkakan di sekitar area tindik. Selain itu, keluarnya nanah berwarna putih atau hijau bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah berkembang cukup parah.
4. Kista
Kista yang tumbuh di sekitar pusar bisa menimbulkan masalah bau yang tidak sedap. Kista adalah benjolan yang biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit jika tidak mengalami infeksi. Namun, keberadaan kista di pusar bisa menjadi sumber bau tak sedap, terutama jika terjadi infeksi.
Ada beberapa jenis kista yang dapat tumbuh di area pusar, termasuk kista epidermoid, pilar, dan sebasea. Kista epidermoid dan kista pilar mengandung sel-sel yang memproduksi protein keratin.
Keratin yang dihasilkan cenderung menumpuk dan membentuk endapan tebal di dalam kista. Jika kista ini membesar dan pecah, cairan kuning kental dengan bau busuk mungkin akan keluar, menandakan bahwa kista telah mengalami infeksi.
Kista sebasea, di sisi lain, berasal dari kelenjar minyak yang tersumbat. Kelenjar ini menghasilkan minyak yang bisa terakumulasi dan membentuk kista. Ketika kista sebasea terinfeksi, area di sekitarnya bisa menjadi merah, gatal, dan terasa perih atau nyeri saat disentuh. Infeksi pada kista sebasea sering disertai dengan produksi nanah yang memiliki bau menyengat.
5. Infeksi Jamur
Infeksi jamur, khususnya yang disebabkan oleh Candida, juga dapat mempengaruhi pusar, menyebabkan area tersebut menjadi berair dan berbau tidak sedap. Jamur Candida tumbuh dengan baik di lingkungan yang lembab dan kurang terjaga kebersihannya, seperti area sekitar pusar. Ketika jamur ini berkembang, ia dapat menyebabkan infeksi yang ditandai dengan keluarnya cairan dari pusar dan bau yang tidak sedap.
Infeksi jamur ini dapat menambah ketidaknyamanan dan komplikasi, terutama jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk mencegah infeksi jamur, penting untuk menjaga kebersihan pusar dan area sekitarnya, serta memastikan bahwa area tersebut tetap kering dan bersih.
Itulah penjelasan mengenai penyebab pusar mengeluarkan air dan bau tidak sedap. Pada penjelasan diatas tadi terdapat lima pemicu yang menyebabkan pusar bau dan mengeluarkan air.