Kadar gula darah yang seimbang sangat penting untuk kesehatan tubuh, terutama bagi yang memiliki risiko diabetes atau gangguan metabolisme. Dalam dunia medis, terdapat berbagai jenis tes yang dirancang untuk mengukur kadar gula darah dengan akurat. Tes ini tidak hanya membantu dalam diagnosis, tetapi juga dalam pemantauan kesehatan secara keseluruhan. Namun masih banyak yang belum paham mengenai jenis tes untuk mengetahui kadar gula darah ini.
Dalam uraian ini, maka akan membahas berbagai jenis tes untuk mengetahui kadar gula darah, termasuk cara kerja, persiapan yang diperlukan, dan kapan sebaiknya dilakukan. Bagi yang penasaran maka langsung saja simak selengkapnya dibawah ini:
1. Tes gula darah sewaktu (GDS)
Jenis tes untuk mengetahui kadar gula darah yang pertama ini adalah tes gula darah sewaktu (GDS). Seperti namanya, tes gula darah sewaktu dapat dilakukan kapan saja tanpa harus memikirkan waktu terakhir dimakan.
Namun, biasanya tes ini dilakukan ketika seseorang mengalami gejala diabetes, seperti sering berkemih atau merasa sangat haus.Hasil dari tes gula darah sewaktu yang menunjukkan angka di bawah 200 mg/dL menandakan kadar gula yang normal.
Menurut Centers for Disease Control (CDC), jika hasil cek gula darah pengguna menunjukkan angka 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau lebih, maka kadar gula darah pengguna tergolong tinggi dan pengguna berisiko terkena diabetes.
2. Tes gula darah puasa
Cek gula darah puasa merupakan langkah lanjutan dari tes GDS. Pada tes ini, sampel darah akan diambil setelah pengguna berpuasa selama kurang lebih delapan jam.
Sejauh ini, tes gula darah puasa dianggap sebagai metode yang efektif untuk memeriksa kadar gula darah. Berikut adalah kategori kadar gula darah berdasarkan hasil tes puasa:
- Normal: kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L)
- Prediabetes: antara 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 6,9 mmol/L)
- Diabetes: 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih
Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah melebihi batas normal, namun belum sepenuhnya dikategorikan sebagai diabetes. Jika pengguna tidak segera melakukan perubahan gaya hidup tertentu untuk menurunkan kadar gula darah, pengguna memiliki risiko tinggi untuk mengalami diabetes melitus.
3. Postprandial Blood Glucose Test
Tes gula darah postprandial dilakukan dua jam setelah pengguna makan, setelah sebelumnya melakukan puasa. Jarak waktu dua jam ini penting karena setelah makan, kadar glukosa dalam darah akan meningkat, dan biasanya hormon insulin akan berfungsi untuk menormalkan kembali kadar gula darah.
Untuk menjalani tes ini, pengguna perlu berpuasa selama 12 jam, kemudian makan seperti biasa, dengan konsumsi sekitar 75 gram karbohidrat. Setelah makan, hindari mengkonsumsi makanan atau minuman apapun hingga waktu tes tiba. Sebaiknya, pengguna beristirahat antara waktu makan dan tes gula darah.
Berikut adalah kategori kadar gula darah yang diukur dalam tes postprandial:
- Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)
- Diabetes: 180 mg/dL atau lebih
4. Tes Toleransi Glukosa Oral (Oral Glucose Tolerance Test, OGTT)
Tes toleransi glukosa oral dilakukan dua jam setelah mengkonsumsi 75 gram cairan glukosa yang diberikan oleh petugas kesehatan. Sebelum melakukan tes ini, pengguna juga perlu berpuasa selama minimal 8 jam.
Ada pula prosedur lain di mana pengambilan sampel darah dilakukan satu jam setelah meminum cairan glukosa, dan kemudian dua jam setelah meminum cairan untuk kedua kalinya. Tes gula darah ini dianggap lebih akurat dibandingkan tes puasa, meskipun biayanya biasanya lebih tinggi.
Berikut adalah kategori kadar gula darah dari pemeriksaan OGTT:
- Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)
- Prediabetes: antara 140-199 mg/dL (7.8 hingga 11 mmol/L)
- Diabetes: 200 mg/dL atau lebih
Tes toleransi gula darah oral umumnya digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional pada ibu hamil. Untuk tes ini, sampel darah diambil dalam jangka waktu 2-3 jam setelah mengkonsumsi glukosa. Jika dua atau lebih hasil tes menunjukkan kadar gula darah yang tergolong diabetes, maka pengguna dinyatakan positif mengalami diabetes.
5. Tes HbA1c
Jenis tes untuk mengetahui kadar gula darah yang terakhir yaitu tes HbA1c. Tes glikohemoglobin, atau HbA1c, digunakan untuk mengukur kadar gula darah dalam jangka panjang. Tes ini memberikan gambaran tentang rata-rata kadar gula darah pengguna selama beberapa bulan terakhir.
Pemeriksaan ini mengukur persentase glukosa yang terikat pada hemoglobin, protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Semakin tinggi kadar hemoglobin A1c, semakin tinggi pula kadar gula darah pengguna.
Berikut cara membaca hasil tes HbA1c:
- Diabetes: 6,5% atau lebih (dilakukan lebih dari sekali)
- Prediabetes: 5,7% – 6,7%
- Normal: kurang dari 5,7%
Demikianlah penjelasan mengenai jenis tes untuk mengetahui kadar gula darah. Pada penjelasan di atas tadi terdapat lima jenis untuk mengetahui kadar gula darah seseorang.