CMMA BLOG News | Kenapa Nafsu Makan Menurun? Kenali Alasannya dengan Cepat

Kenapa Nafsu Makan Menurun? Kenali Alasannya dengan Cepat

Nafsu makan yang berkurang menyebabkan seseorang merasa lebih jarang lapar, mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, atau merasa kenyang meskipun baru saja makan sedikit. Lantas sebenarnya kenapa nafsu makan menurun?

Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini, termasuk faktor psikologis, efek samping obat-obatan, atau kondisi penyakit tertentu. Penyebab umum dari penurunan nafsu makan adalah faktor psikologis seperti stres atau depresi.

Saat mengalami stres, tubuh memberikan sinyal bahaya, yang memicu pelepasan hormon adrenalin yang dapat meningkatkan denyut jantung dan memperlambat proses pencernaan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan.

Namun, penurunan nafsu makan juga dapat menjadi gejala penyakit lain ketika disertai dengan gejala-gejala lain yang dialami tubuh. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa penyebab dari nafsu makan yang menurun:

1. Gangguan Psikologis

Kehilangan selera makan bisa disebabkan oleh gangguan psikologis, terutama pada orang dewasa yang lebih tua, meskipun penyebabnya belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli.

Nafsu makan seringkali menurun ketika seseorang sedang mengalami kesedihan, tekanan, duka, atau kecemasan. Stres dan rasa bosan juga diketahui dapat berkontribusi terhadap penurunan nafsu makan.

Selain itu, gangguan makan seperti anoreksia nervosa dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Anoreksia nervosa adalah kondisi di mana seseorang sengaja menolak untuk makan demi menurunkan berat badan.

Individu dengan gangguan ini sering mengalami kekurangan berat badan dan cemas akan penambahan berat badan mereka. Jika tidak diatasi, anoreksia dapat menyebabkan masalah nutrisi serius.

2. Gagal Ginjal

Penderita gagal ginjal, baik akut maupun kronis, mengalami gangguan dalam penyaringan zat beracun di tubuh, penurunan produksi sel darah merah, ketidakseimbangan elektrolit, dan peningkatan tekanan darah. Dampaknya, seringkali mereka mengalami hilangnya nafsu makan atau perubahan rasa terhadap makanan yang biasanya disukai.

Penurunan nafsu makan pada penderita gagal ginjal juga dapat disebabkan oleh rasa mual yang sering timbul. Hal ini terjadi akibat akumulasi racun dalam darah (uremia), akibat penurunan fungsi ginjal yang tidak optimal.

3. Efek Samping Pengobatan

Beberapa jenis obat menunjukkan efek samping seperti mual dan mengantuk yang dapat mengurangi nafsu makan. Contoh obat yang dikenal memicu efek samping ini termasuk antibiotik, obat penurun tekanan darah, obat tidur, obat batuk yang mengandung kodein, diuretik, dan steroid anabolik.

4. Masalah Pada Mulut dan Gigi

Berbagai kondisi medis yang dapat menghambat kemampuan mengunyah, menelan, atau mencicipi makanan dapat berdampak negatif pada nafsu makan. Beberapa masalah mulut dan gigi yang dapat mempengaruhi termasuk:

  • Nyeri gigi
  • Kesulitan dalam penggunaan gigi palsu yang tidak pas
  • Abses pada gigi
  • Kondisi mulut kering

5. Kehamilan

Selama trimester pertama kehamilan, para calon ibu menghadapi tantangan awal yang signifikan. Perubahan hormon yang terjadi dapat menyebabkan kelelahan yang intens, serta dapat menimbulkan mual yang biasa disebut sebagai morning sickness. Selain itu, perubahan-perubahan ini juga dapat mengurangi nafsu makan para ibu hamil.

6. AIDS

Penurunan nafsu makan pada individu yang mengidap AIDS sering disebabkan oleh rentannya mereka terhadap infeksi, termasuk yang mengenai saluran pencernaan. Gejalanya mencakup mual, muntah, dan diare. Seiring perkembangan penyakit, penderita AIDS juga dapat mengalami infeksi jamur di mulut atau sariawan yang mengganggu pola makan.

Menurut penelitian, penurunan nafsu makan pada penderita HIV/AIDS juga terkait dengan kelainan hormon, peradangan kronis akibat infeksi dalam tubuh, efek samping dari pengobatan HIV, serta gangguan neurologis yang bisa menyebabkan kondisi demensia.

Itulah beberapa penyebab dan alasan kenapa nafsu makan menurun. Tentunya jika mengalami berbagai tanda ini sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter yang bersangkutan.